Suasana Desaku Setelah New Normal dan Sebelum Pandemi

    Perkenalkan nama saya Ardiani Reika Lina Anggraeni siswa dari SMA negeri 1 Pamotan saya kelas 12 IPS 5 say tinggal di desa tepatnya Desa sendang Mulyo RT 04 RW 01 Kecamatan Gunem kabupaten Rembang. Di desa sendang Mulyo penduduk nya adalah petani padi, tembakau, dan juga peternak. Terletak di lereng gunung kapur dengan keadaan alam yang tandus. Sebelum terjadi pandemi semua perekonomian berjalan lancar tanpa kendala. Tapi setelah adanya pandemi perekonomian warga oleng atau turun drastis. Sekarang juga harga tembakau turun drastis yg dulunya dapat 3-4juta masa sekarang cuma dapat 1-3jt saja. Tetapi semua tergantung pada kategori tembakaunya. 
      
       Begitu terjadi pandemi roda perekonomian kacau. Karena ada nya lock down lokal serta pembatasan yang sangat memberatkan masyarakat desa. Dan untuk mendisiplinkan warga maka di bentuklah satgas penanganan covid 19 di desa. Yang bertugas untuk memantau pergerakan warga dan memberikan sosialisasi tentang prokes. Pada saat lockdown desa saya sempat memberhentikan kegiatan rutin tahlilan, arisan, dll tetapi semenjak adanya new normal kegiatan tersebut dilakukan kembali tetapi kita tidak lupa dengan protokol yang sudah diterapkan pemerintah  demi untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19 itu sendiri. Kami harus membiasakan diri dengan kebiasaan baru. 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak minimal 2 meter, dan mencuci tangan dengan sabun. Dan jikalau kegiatan arisan biasanya diadakan setiap malam Jumat dijam 8-9 tetapi katanya semenjak ada yang ODP desa saya memberhentikan kembali kegiatan tersebut, tetapi kita tidak lupa dengan kegiatan itu, jika sudah waktunya arisan kita disuruh nunggu dirumah aja, nanti kalo siapa yang dapet kita dikasih tau sama panitia arisan tersebut. 

     Dan jika warga ingin makan diwarung beli bakso ataupun makanan lainnya dikasih waktu sampai 20-40menit untuk bergantian dengan yang lainnya, dan tidak lupa juga suasana pada saat kegiatan beribadah di masjid atau musholla tidak seperti biasanya karena pada saat ingin memasuki masjid harus mencuci tangan terlebih dahulu karena sudah tersedia fasilitas cuci tangan. Pada saat berlangsungnya kegiatan sholat masyarakat diwajibkan berjaga jarak antara satu sama lain. Warga yang berjamaah di masjid juga hanya sedikit. Di masa sekarang ini desa saya kembali normal kegiatan bertani dan pekerja lainnya, tetapi sangat disayangkan terkadang masih ada orang pada saat ingin pergi ke ladang atau sawah tidak memakai masker, memakai masker hanya pada saat keluar dari desa seperti ingin keluar ke pasar ataupun desa tetangga. Tetapi tidak lupa Di desa saya juga mengadakan penyemprotan disinfektan yang dilakukan di rumah rumah warga ada juga pembagian masker untuk warga setempat dan bantuan2 lainnya seperti pembagian sembako dari pemerintah. Tetapi semenjak ada Covid-19 warga desa sendangmulyo ada yang sudah terbiasa menjalankan protokol kesehatan dan ada juga yang masih menghiraukan virus Corona. 

      Kami harus turut ikut membantu dalam menangani upaya memutuskan penyebaran covid 19 dengan di rumah saja. belajar dari rumah bekerja dari rumah dan lain sebagainya. Secara berlahan-lahan perekonomian warga sedikit pulih setelah ada sosialisasi prokes yang harus di lakukan Semoga pandemi ini cepat hilang dari muka bumi ini dan semua berjalan normal lagi. Dan dengan kebiasaan yang baru yaitu sekali menjaga kesehatan dengan membiasakan diri memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun. 

      Semoga Virus Covid-19 hilang dari didunia selamanya dan semuanya kembali normal seperti sebelum adanya virus Covid-19. Semoga Allah mendengarkan doa kita semua. Dan semoga semuanya sehat selalu. Jangan lupa mematuhi protokol kesehatan, tetap jaga jarak walaupun Rindu karena sekarang jaga jarak itu sangat penting untuk kita semua. Tetap semangat dan jangan lupa berdoa dan bersyukur.

1. Fenomena Adaptasi kebiasaan baru

    Adaptasi kebiasaan baru didesa tempat tinggalku sudah lumayan terbiasa karena masyarakat sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti ini hidup dengan berdampingan bersama covid 19, karena masyarakat harus mempercayai akan adanya virus itu. Covid 19 sangat berbahaya dan masyarakat harus berjuang untuk melawan nya. Adapun kebiasaan baru yang dilakukan oleh masyarakat setempat didesaku yaitu dengan rajin cuci tangan, karena cuci tangan sangat penting untuk membasmi virus. Ketika masyarakat hendak keluar rumah harus cuci tangan. Ketika masyarakat sedang berpergian harus cuci tangan. Ketika sudah pulang dan saat masuk rumah harus mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak membahayakan keluarga. 

     Baju-baju , masker setelah pulang harus langsung dicuci agar kuman yang tertempel di baju-baju tersebut hilang. Selain mencuci tangan masyarakat juga diwajibkan berjaga jarak, pada saat berkumpul dengan keluarga, tetangga , atau teman. Masyarakat juga membiasakan diri untuk setiap pagi melakukan olahraga, banyak olahraga yang dilakukan masyarakat didesaku, ada yang bersepeda, lari lari kecil, dan lainnya. Tidak lupa masyarakat juga setiap pagi menjemur diri di bawah terik matahari 5-10 menit. Masyarakat setempat juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar badan nya kuat tidak lemas.

    Masyarakat ketika berkegiatan diluar dan pada saat kembali tidak dibolehkan untuk bersentuhan langsung dengan keluarga. Masyarakat harus membiasakan diri untuk berjaga jarak. Mengurangi bersentuhan atau kontak langsung dengan orang lain.

     Adanya covid 19 berdampak langsung terhadap teknologi karena beberapa guru pegawai kantor dan lainnya memanfaatkan teknologi salah satunya handphone atau sebagai nya untuk melakukan pekerjaan langsung ataupun tidak langsung. Anak sekolah pun juga memanfaatkan teknologi handphone laptop dan lainnya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
     
2. Permasalahan sosial dalam adaptasi kebiasaan baru.

     Masalah-masalah yang dialami masyarakat setempat pada saat adaptasi kebiasaan baru salah satu nya adalah pada saat berkumpul dan pada saat bertemu harus dikurangi berjabat tangan. Padahal berjabat tangan adalah sebuah tradisi. Pada saat berkumpul di cangkruk atau angkringan masyarakat juga harus dihindari karena peraturan pemerintah dilarang berkerumun harus ditepati. Padahal masyarakat juga butuh bersosialisasi atau sekedar berkumpul atau berbincang-bincang,Tetapi sekarang harus di hindari.

      Stay at home, work from home, sosial distancing dan physical distancing juga menimbulkan masalah pada saat masyarakat beradaptasi. Karena tidak semua masyarakat mempunyai tabungan atau cadangan uang atau cadangan bahan makanan. Yang menyebabkan masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat juga butuh makan dan masyarakat harus mempunyai bahan makanan Yang akan dimasak yang menyebabkan masyarakat harus berbelanja di toko atau dipasar. Jika pasar ditutup maka masyarakat akan kesulitan mencari bahan makanan.

      Masyarakat yang tidak mematuhi protokol harus di himbau secara tegas untuk mengusahakan agar mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, masyarakat yang tidak mematuhi akan diperingati dan di hukum agar memiliki efek jera. Karena kecerobohan masyarakat yang tidak mematuhi protokol bisa menyebabkan bahaya terhadap orang disekitarnya.
      
3. Strategi adaptasi kebiasaan baru.
    
     Strategi Ketahanan pangan ekonomi desa harus dimulai dengan memperkuat ekonomi desa dan daerah pinggir.pemerintah mendatang perlu mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia lokal, kebijakan yang pro terhadap petani, meningkatkan keberagaman pangan domestik dan ketahanan pangan berkelanjutan yang berorientasi nasional.

    Strategi Sanksi yang diberikan untuk masyarakat yang melanggar protokol kesehatan berupa hukuman yaitu menyebutkan Pancasila dan membersihkan sampah² yang ada disekitar.

     Strategi beradaptasi dengan kondisi covid 19 mengenai masyarakat berbelanja bahan makanan atau sandang(baju) dilakukan di toko yang tidak terlalu padat supaya dapat menghindari kerumunan. Masyarakat sebagian ada yang berbelanja online.

     Keterlibatan orang tua, saudara, tetangga juga menjadi strategi adaptasi covid 19 karena menjadi sebagai pengigat agar salah satu masyarakat didesaku tidak melanggar protokol kesehatan.

    Penulisnya adalah Ardiani Reika Lina Anggraeni Siswa SMA Negeri 1 Pamotan Kelas XII IPS 5 Absen 04 tinggal di desa SendangMulyo RT 04 RW 01 kecamatan Gunem kabupaten Rembang email : ardianiraika@gmail.com

Komentar